"Dewasa ini sudah jarang kita temukan album-album baru untuk Lagu Anak-Anak. Yang sering disajikan oleh media hiburan kita adalah lagu-lagu dewasa dan seolah tidak peduli dengan jutaan anak Indonesia. Akhirnya, anak-anak, yang sangat suka menyanyi itu, hafalnya hanya lagu-lagu dewasa yang isinya mungkin tidak sesuai dengan dunia anak. Anak-anak jadi lebih cepat belajar tentang masalah-masalah orang dewasa seperti pacaran, selingkuh, percintaan, putus cinta, dibandingkan dengan cita-cita, harapan, dan semangat hidup.Barangkali anak-anak hanya disisakan lagu-lagu yang diputar tukang odong-odong."
Kutipan di atas saya ambil dari opini kompasianer Nabila Karima yang Merindukan Keberadaan Lagu Anak-Anak yang semakin lama semakin terhapus keberadannya di Tanah Air kita tercinta ini, bagaimana tidak, Anak-anak hari ini sudah tidak memiliki identitas lagi dalam menyanyikan sebuah lagu. Sebab, lagu yang mereka nyanyikan bukan lagi lagu anak-anak, tetapi lagu orang dewasa.
Sebagai Pecinta Musik Tanah Air, saya sendiri prihatin, Lagu Anak - Anak Tanah Air saat ini seakan nyaris tak mempunyai ruang, dan Industri Musik Tanah Air pun nampaknya memang berlaku diskriminatif, dan Orientasi ekonomi adalah panglimanya.
Pengamat musik Bens Leo menilai, musik anak-anak tidak diberi ruang di industri Musik Tanah Air, sehingga perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir terhambat.
"Musik-musik untuk anak-anak itu sudah kehilangan ruang, baik itu di dalam putaran industri rekaman itu sendiri dan juga di televisi,
Menurut Bens, sudah sekitar satu dasawarsa berlalu dimana anak-anak Indonesia dihibur oleh lantunan suara dari Trio Kwek-kwek, Joshua Suherman, Chikita Meidy, Sherina, Saskia, Geofanny, Tina Toon, atau Cindy Cenora. Kala itu, lanjutnya, anak-anak Indonesia tak pernah kehilangan lagu-lagu yang sesuai dengan usia maupun dunia mereka.
Oleh karenanya, para penyanyi cilik tersebut juga harus "terpaksa" menyesuaikan diri dengan perkembangan industri Musik Tanah Air yang dibanjiri dengan penjualan musik via ringback tone alias RBT. "Pernah setahun lalu itu Papa T Bob (salah seorang pencipta lagu anak) mencoba kembali mengorbitkan seorang anak yang saya yakin sekali saat itu bahwa anak itu dan lagunya itu bakal menjadi hit. Tapi entah kenapa, apa karena industri ini, upaya Papa T Bob dan anak itu kok menghilang," tutur Bens Leo.
Selain itu KOMEDIAN yang juga presenter. Tukul Arwana diam-diam menyimak perkembangan musik anak. Dia prihatin karena dunia anak sekarang lebih banyak dijejali lirik orang dewasa. "Saya prihatin lagu tema anak-anak langka. Anak-anak lebih mengenal lagu-lagu bertema dewasa," kata Tukul.
Tak jauh-jauh, pria bernama lengkap Tukul Riyanto itu mencontohkan buah hatinya sendiri. "Karena banyak lagu dewasa, jadi dia dengerin lagu-lagu dewasa. Sebenarnya, saya ingin mereka dengerin lagu-lagu bertema anak-anak," ujar pria kelahiran Semarang. 16 Oktober 1963, itu.
Menurut dia, lagu-lagu seperti Naik-Naik ke Puncak Gunung atau Naik Delman itulah yang sepantasnya mengisi hari-hari anak. "Anak-anak juga butuh hiburan sesuai usianya. Saat ini mereka terlalu banyak disuguhi lagu-lagu yang bukan untuk usia mereka," tambahnya.Tukul berharap, ke depan lebih banyak lagi lagu untuk anak-anak. "Perbanyaklah lagu-lagu anak, musiknya nggak mesti seperti dulu. Namun, bisa dikombinasikan dengan musik-musik zaman sekarang. Musik anak-anak itu abadi, banyak dikenang," tegasnya
Sudah saatnya kita berjuang kembali menghidupkan Lagu anak -anak, agar kita tetap bisa melihat karakter dan perkembangan kreatifitas anak-anak Tanah Air, memang tidak mudah untuk menciptakan Lagu Anak - Anak, seperti yang di katakan Pak Harun, Seorang Music Director Music Factory Indonesia, "Tidak semua pencipta bisa menciptakan lagu anak-anak yang baik dan memiliki `ruh`, terutama unsur pendidikan di dalamnya," Begitu ujarnya namun Tidak ada salahnya dari diri kita masing -masing mendukung perkembangan lagu anak - anak, dan semoga Industri Musik Tanah Air kita kembali membuka lebar -lebar ruang gerak untuk lagu anak -anak, hingga menghasilkan generasi penerus Bangsa yang Kreatif dan Mendidik...
Salam Cinta Musik Tanah Air
www.thejeo.blogspot.com |
ya mgkn ini akibat dari komersialisasi musik yang semakin meningkat jadi banyak anak2 yang malah gak suka lagu anak2... jadi miris ngeliatnya
BalasHapusIya nih...lagu anak2 sekarang udah jarang... anak2 sekarang taunya lagu.. d'bagindas hahah... di obok2 itu waktu ane sd.. jd inget masa sd. haha
BalasHapusWah dulu lagu Bintang Kecil sekarang Bintang di Surga..
BalasHapuskang mus : betul kang mus... semoga suatu saat lagu anak" kembali bisa eksis... amin...
BalasHapusgudangblog : ahahaa... ga cuma itu sob.. keong racun semakin mnjalar...:D
BalasHapuskang sutopo : wkwkwkwk... betullbetulbetull... susah y sob jman skarang bikin lagu anak-anak...hmmm
BalasHapuswah posting yang bagus nih , hidup terus lagu anak
BalasHapus:)
HM... ARTIKEL YANG SANGAT BERMANFAAT
BalasHapusPLEASE KUNJUNGI BLOG SAYA YA...
FREE ARTIKEL UNIK, HEWAN, PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, HAND PONE, KOMPUTER, AGAMA, DLL
mungkin skrg sudah habis jamannya kali....:)
BalasHapussalam knl kawanku....
jika berkenan silahkan mampir balik...
iy nich,, lagu anak-anak udah ga kedengeran lagi.... padahal kangen bnget
BalasHapushai..saya Zepe. Saya punya banyak koleksi lagu anak yang kini telah mencapai 30 lagu. Lagu-lagu saya juga sudah dipakai di beberapa PAUD dan TK, dan bisa di upload dari internet secara gratis.
BalasHapusKlik saja:
http://www.lagu2anak.blogspot.com